Saturday, June 25, 2011

Perancangan Basis Data


Proses Perancangan Basis Data
BAB III
Tujuan
    • Mengerti yang dimaksud dengan Sistem Basis Data dan komponen-komponennya
    • Mengetahui perbedaan Data dan DBMS
    • Mengetahui Life Cycle Database
    • Mengetahui langkah men-design database.
Sistem Basis Data
adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan computer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Perancangan Basis data
Untuk mengelola sumber informasi yang pertama kali dilakukan adalah merancang suatu sistem database agar informasi yang ada pada organisasi tersebut dapat digunakan secara maksimal.
Tujuan Perancangan Database
    1. Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari pengguna dan aplikasi
    2. Menyediakan stuktur informasi yang natural dan mudah dimengerti oleh pengguna.
    3. Mendukung kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek kinerja dari suatu sistem database
Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle)
Tahapan-tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu :
    1. Analisa Kelayakan
Tahapan ini memfokuskan pada
        1. penganalisaan areal aplikasi yang unggul,
        2. mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannya
        3. mempelajari keuntungan dan kerugian, penentuan kompleksitas data dan proses,
        4. menentukan prioritas aplikasi yang akan digunakan
    1. Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
      1. Kebutuhan-kebutuhan yang detail dikumpulkan dengan berinteraksi pada kelompok pemakai atau pemakai individu.
      2. Mengidentifikasikan masalah yang ada dan kebutuhan-kebutuhan.
      3. Ketergantungan antar aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan.
    2. Perancangan
      1. Perancangan sistem database
      2. Sistem aplikasi
    3. Implementasi
Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada
    1. Pengujian dan Validasi
Pengujian dan validasi sistem database dengan kriteria kinerja yang diinginkan oleh pengguna
    1. Pengoperasian dan Perawatan
Pengoperasian sistem setelah di validasi disertai dengan pengawasan dan perawatan sistem.
Daur Hidup (Life Cycle) yang Umum dari Aplikasi Basis Data
  • Definisi Sistem
  • Database Design
  • Implementasi
  • Loading/Konversi Data
  • Konversi Aplikasi
  • Testing & Validasi
  • Operations
  • Control & Maintenance
Daur Hidup (Life Cycle) dari Aplikasi Basis Data
  • Definisi Sistem:
Ø ruang lingkup basis data
Ø pemakai
Ø aplikasi
  • Design:
Ø logical design à ER/EER
Ø physical design untuk suatu DBMS
  • Implementasi:
Ø membuat basis data (kosong)
Ø membuat program aplikasi
  • Loading/ Konversi Data:
Ø memasukkan data ke dalam basis data
Ø mengkonversi file yang sudah ada ke dalam format basis data dan kemudian memasukkannya dalam basis data
  • Konversi Aplikasi:
Semua aplikasi dari sistem sebelumnya dikonversikan ke dalam sistem basis data.
  • Testing dan Validasi:
Sistem yang baru harus ditest dan divalidasi (diperiksa keabsahannya).
  • Operasi:
Pengoperasian basis data dan aplikasinya.
  • Monitoring dan Maintenance:
Selama operasi, sistem dimonitor dan diperlihara. Baik data maupun program aplikasi masih dapat terus tumbuh dan berkembang.
Basis Data biasanya merupakan salah satu bagian dari suatu sistem informasi yang besar yang antara lain terdiri dari:
    • Data
    • Perangkat lunak DBMS
    • Perangkat keras komputer
    • Perangkat lunak dan sistem operasi komputer
    • Program-program aplikasi
    • Pemrogram, dll
Proses Design Basis Data
  1. Pengumpulan dan analisa requirement
  2. Design basis data conceptual
  3. Pemilihan DBMS
  1. Mapping dari conceptual ke logical
  2. Physical Design
  3. Implementasi
Keenam phase dalam proses design tidak perlu dilaksanakan secara mutlak, mungkin ada umpan balik antar phase dan dalam masing-masing phase
Proses Design Paralel
Proses design terdiri dari dua proses yang paralel yaitu:
    • Proses design dari data dan struktur dari basis data (data driven)
    • Proses design dari program aplikasi dan pemrosesan basis data (process driven)
Mengapa Harus Paralel
Karena kedua proses tersebut saling bergantungan.
Contoh:
1. Menentukan data item yang akan disimpan dalam basis data tergantung dari aplikasi basis data tersebut, juga dalam menentukan struktur dan akses path.
2. Design dari program aplikasi tergantung dari struktur basis datanya.
3. Biasanya condong ke salah satu.
Proses design

Phase 1: Pengumpulan Data & Analisa Requirement
  • Pengidentifikasian group pemakai dan area aplikasi
  • Penelitian kembali dokumen-dokumen yang sudah ada yang berhubungan dengan aplikasi à form, report, manual, organization chart, dsb
  • Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan dari pemrosesan, seperti tipe transaksi, input/output, frekuensi suatu transaksi, dsb
  • Transfer informasi informal ke dalam bentuk terstruktur menggunakan salah satu bentuk formal dari requirement specification (bentuk diagram) seperti Flow Chart, DFD, UML Diagram, dll. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan kekonsistenan, ketepatan, dan kelengkapan dari spesifikasi.
Phase 2A: Design Conceptual Schema
    • High level data model, bukan implementation-level data model
    • Memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, dan batasan-batasan.
    • Conceptual schema bersifat tetap
    • Alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis
Harus bersifat:
    • Mampu menyatakan relationship, batasan-batasan
    • Diagram
    • Formal, minimum dalam menyatakan spesifikasi data (tidak ada duplikasi)
    • Simple
  • Conceptual data model harus DBMS independent à ER/EER
Phase 2b: Design Transaksi
  • Pada saat suatu basis data di-design, aplikasi dari transaksi utama harus sudah diketahui
  • Transaksi-transaksi baru dapat didefinisikan kemudian
  • Tentukan karakteristik dari transaksi dan periksa apakah basis data sudah memuat semua informasi untuk melaksanakan transaksi
  • Transaksi dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu:
- retrieval
- update
- mixed
  • Phase 2a dan 2b sebaiknya dilaksanakan secara paralel dengan menggunakan umpan balik agar didapat design schema dan transaksi yang stabil
Phase 3: Pemilihan DBMS
  • Pemilihan DBMS ditentukan oleh sejumlah faktor antara lain:
    • faktor teknis: storage, akses path, user interface, programmer, bahasa query
    • faktor ekonomi: software, hardware, maintenance, training, operasi, konversi, teknisi, dll
    • faktor organisasi: kompleksitas, data, sharing antar aplikasi, perkembangan data, pengontrolan data
Phase 4: Mapping dari Data Model
  • Memetakan conceptual model ke dalam DBMS
  • Menyesuaikan schema dengan DBMS pilihan
  • Hasil pemetaan biasanya berupa DDL
Phase 5: Physical Design
  • Struktur storage, akses path untuk mendapatkan performance yang baik
  • Kriteria baik dapat dilihat dari:
- response time
- pemakaian storage
- throughput (jumlah transaksi per unit waktu)
  • Perlu tuning untuk memperbaiki performance berdasarkan statistik pemakaian
Phase 6: Implementasi Sistem Basis Data
  • DDL dan SDL dari DBMS dikompilasi membentuk schema basis data dan basis data yang masih kosong
  • Basis data dapat dimuati (di-load) dari sistem yang lama
  • Transaksi dapat diimplementasikan oleh program aplikasi dan dikompilasi
  • Siap dioperasikan
Kesimpulan
Pengetahuan mengenai model data dan teknik design database adalah penting bagi praktisi database dan pengembang aplikasi.
Database life cycle menggambarkan langkah yang dibutuhkan dalam metode pendekatan untuk mendesign database dari logical design ke physical design.
Studi Kasus
Di bawah ini deskripsi mengenai suatu perusahaan yang akan di representasikan dalam database dan buat sesuai dengan proses perancangan database dari tahap 1 s/d tahap 4.
    1. Suatu perusahaan terdiri atas bagian–bagian, masing–masing bagian mempunyai nama, nomor bagian dan lokasi . Setiap bagian mempunyai seorang pegawai yang mempunyai seorang pimpinan yang memimpin bagian tersebut.
    2. Setiap bagian mengontrol sejumlah proyek dimana masing–masing proyek mempunyai nama, nomor proyek dan lokasi .
    3. Setiap pegawai menjadi anggota pada salah satu bagian tapi dapat bekerja di beberapa proyek . Untuk setiap pegawai yang bekerja di proyek mempunyai jam kerja per-minggu . Seorang pegawai mempunyai nama, nomor pegawai, alamat, jenis kelamin, tanggal lahir dan usia serta supervisor / penyelia langsung. Pegawai juga mempunyai tanggungan yang terdiri atas nama, jenis kelamin dan hubungannya dengan si pegawai.

0 comments:

Post a Comment